WIRAUSAHA KETOPRAK
Hallo gaess, postingan kali ini Saya mau berbagi cerita tentang seorang pedagang yang berjualan makanan di Prapatan Lempuyang, racikan bumbunya sedaaapp gaess...
Postingan terinspirasi berawal dari kebiasaan Saya (Admin) yang suka mencari makanan saat malam hari, biasanya kalau perutku merasa lapar jam 11an keatas dan ingin cari makanan yang cepat saji (maklum perut sudah berisik), Saya akan pergi ke Prapatan kemudian berjalan kurang lebih 100 meter lalu membeli sebungkus ketoprak seharga Rp.10.000,-/bungkus.
Tetapi malam itu admin sengaja makan ditempat. Beberapa Minggu yang lalu Admin obrolan dengan Bpk M. Subkhi, seorang penjual ketoprak yang mangkal di perempatan Lempuyang. Sambil menikmati ketopraknya, saya menanyai awal usahanya berjualan ketoprak. Saya sih biasa memanggilnya pak Subkhi. Ternyata dia pernah menjadi ketua BPD Pemerintahan Desa Lempuyang masa Pemerintahan Kuwu Muhaemin YKS dan PJS Suhaji. Sebelum berjualan ketoprak, katanya dia pernah buka usaha lain. Dia pernah sampai merugi karena bisnisnya itu. Dia mengakui pusing tujuh keliling pada waktu itu. Walaupun begitu, dia tetap bangkit dan sudah berjualan ketoprak sejak tahun 2002 akunya.
Menurutnya, dalam persaingan usaha, ia mengaku tidak terlalu memikirkan tentang sejauh mana harus bisa menyaingi tukang ketoprak lainnya. Hal ini didasari oleh pemikirannya bahwa apa yang ada di dunia ini semuanya tidak terbatas, rejeki wis ana sing atur. Untuk itulah ia hanya berfokus meningkatkan diri, dan mendisplinkan konsistensinya untuk berdagang demi menafkahi keluarga kecilnya.
Lelaki yang mempunyai 1 istri dan 2 anak perempuan tinggal di Lempuyang RT/RW 05/01 Blok Ki Jandol ini pun berbagi kiat ketekunannya menjadi seorang pedagang yang berjualan ketoprak, yaitu selalu belajar dari kesuksesan dan kegagalan. Ketika sukses pelajari apa yang membuatnya berhasil, sehingga bisa diulangi. Ketika gagal, pelajari kesalahannya agar bisa menjadi lebih dekat dengan kesuksesan,” ujarnya
|
Sepiring Ketoprak |
Untuk yang belum paham ketoprak disini yang Admin maksud adalah sebuah makanan yang berisikan potongan lontong yang dicampur dengan bihun rebus, toge rebus, irisan tahu dan ketimun yang diaduk bersama bumbu kacang yang terlebih dahulu diulek, dan ditaburi irisan bawang goreng plus kerupuknya..wuiihhh mantabsss deh pokoke.
Diawal berjualan dahulu, Pak Subkhi katanya hanya menyiapkan 25 piring saja, namun terakhir kalinya hingga tadi malam Saya membeli dan ngobrol dengannya, dalam satu malam dia bisa menjual 60 piring lebih.. waw laris manis dong.
|
Lokasi Prapatan Lempuyang |
Oh ya, untuk informasi saja bahwa pak Subkhi berjualan di dekat jembatan pinggir kali dan hanya menyediakan 2 bangku dalam sebuah meja berukuran kecil. Dia mulai berjualan setelah waktu maghrib dan biasanya tutup sekitar pk.01.00 malam atau lewat sedikitlah. Dan alat ukur yang paling mudah adalah jumlah lontong yang tersedia dan habis. Jadi karena 1 piring itu memuat 1 bungkus lontong berukuran sedang, jika 60 piring ya berarti ada 60 lontong deh yang disiapkan.
Perhitungan Saya gaess :
1. Dengan jumlah rata-rata saja semalam (7 jam kerja : 18.00 - 01.00 wib) bisa menghabiskan 60 piring, dan sepiring dijual seharga Rp.10.000,- berarti omset berjualan dalam semalam saja sudah 60 piring x Rp.10.000,- = Rp. 600.000,-
2. Untuk sebulan dengan jumlah hari berjualan 25 hari kerja berarti omset rata-rata perbulannya adalah Rp.600.000,- x 25 hari = Rp. 15.000.000,-
|
Prapatan Lempuyang |
Wuiihhh.. canggih, 15 juta sebulan gaess!!!😰
Anggaplah cost produksi beliau habis 50%nya, berarti masih ada 7.500.000/bulan yang sudah benar-benar menjadi fix profit yang bisa dihasilkan hanya dalam 7 jam bekerja selama 25 harinya. Nah coba bayangkan apa yang anda kerjakan saat ini..berapa penghasilan anda sebulan di bawah 5 juta ? Dibawah 7 juta ? Atau sudah lebih dari 10 jutaan/bulan ??
Saat ini, Pak Subkhi tak begitu lagi berharap bantuan dari pemerintah, karena sudah lama keluarganya tidak pernah mendapat sentuhan bantuan sosial dari pemerintah baik itu Program Keluarga Harapan (PKH) maupun bantuan pemerintah Desa melalui Program Pemberdayaan Masyarakat-nya.
Nah, lalu apa yang bisa menjadi inspirasi buat kita dari posting Pak Subkhi tukang ketoprak ini ??
Intinya adalah..mungkin anda harus berpikir kembali jika memang anda ingin memperbaiki nasib anda. Admin tidak bilang bahwa yuk mari kita mulai berdagang ketoprak hehehe...tidak, bukan itu. Tapi lebih kepada mengajak kawan-kawan untuk lebih cerdas dan cermat dalam merencanakan dan menjadikan nyata mimpi-mimpi anda kawan dengan baik dan benar serta tetap berpikir positif bahwa tidak usah takut walau hanya lulusan SMA atau SMP atau SD, karena Tukang Ketoprak lulusan apa saja bisa berpenghasilan besar sebulan.
|
Melayani beberapa piring pembeli |
”Asyiknya berdagang adalah kebebasan, terserah mau berjualan jam berapa. Hehehe. Gak kayak karyawan yang diatur jam kerjanya. Tapi ya dagang juga susahnya harus bisa mengatur diri sendiri, bangun pagi buat menyiapkan dagangan, walupun gak ada yang menyuruh. Lebih susah ngatur diri sendiri daripada ngatur orang lain menurut saya,” tambahnya.
Pak Subkhi ternyata biasa menjual ketopraknya dengan harga 5 sampai 10 ribuan, jadi tdk dipatok 10rb/piring. Pembeli ketoprak Pak Subkhi sendiri yaitu warga sekitar yang telah banyak menjadi pelanggan setia karena dikenal ketopraknya yang enak. Ditanya tentang omsetnya, Pak Subkhi mengaku laba bersih sebulan rata-rata mendapat 3 jutaan lebih. “Kalo lagi rame jualan ketopraknya dia mengaku bisa mendapat laba bersih 3 jutaan, kalo lagi sepi paling 2,5 jutaan bahkan cuma 2 jutaan juga pernah kalo lagi sepi-sepinya banget. Sepi itu biasanya kalau lagi paceklik hehehe...” imbuhnya.
Mengenai iklim yang kondusif untuk dunia usaha, Pak Subkhi menilainya sudah cukup bagus. Namun yang jadi permasalahan sekarang adalah masih banyak orang yang belum mau memulai usaha. Padahal berdasarkan penelitian, Indonesia akan maju kalau pengusahanya bertambah. Hal tersebut diamininya mengingat seorang pengusaha dapat membuka lapangan kerja.
Dari obrolan ringan Admin dengan Pak Subkhi, lalu saya menyadari potret dari pengusaha kecil seperti Pak Subkhi pun, dapat membantu perekonomian indonesia karena telah membuka lapangan kerja walupun saat ini hanya untuk diri sendiri. Jiwa kewirausahaan memang harus dimiliki setiap orang agar memliki alternatif pekerjaan dan meningkatkan daya saing kreativitas sumber daya manusia.
Admin.
WARTA LEMPUYANG